Tampilkan postingan dengan label Saparan dan Sebaran Apem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saparan dan Sebaran Apem. Tampilkan semua postingan

Yaqowiyu, Upacara Sebar Apem di Jatinom

Pada mulanya, Kyai Ageng Gribig ke Mekkah untuk menunaikan Ibahdah Haji. Sewaktu berada di Mekkah mendapat apem 3 buah yang masih hangat, kemudian dibawa pulang untuk anak cucunya, ternyata sampai di Jatinom apem tersebut masih hangat. Dengan bersabda “APEM YAQOWIYU” artinya kata yaa qowiyyu itu ialah Tuhan Mohon Kekuatan. Berhubung apem buah tangan itu tidak mencukupi untuk anak cucunya, maka Nyai Ageng Gribig diminta membuatkan lagi agar dapat merata.

Kyai Ageng Gribig juga meminta kepada orang-orang Jatinom; di bulan Sapar, agar merelakan harta bendanya sekedar untuk zakat kepada sesame yang datang (tamu). Oleh karena orang-orang semua tahu bahwa Nyai Ageng Gribig sedekah apem, maka kini penduduk Jatinom ikut-ikutan sama membawa apem untuk selamatan. Sekarang ini orang-orang Jatinom membawa apem untuk diserahkan ke Panitia Penyebaran Apem, dan sesudah sholat Jumat disebarkan di lapangan.
Menurut kepercayaan warga, apem tersebut sebagai syarat untuk bermacam-macam maksud. Bagi petani dapat untuk sawahnya, agar tanamannya selamat dari hama. Ada yang percaya bahwa apem tersebut akan membawa rezeki, membawa jodoh, dan lain-lain. Bahkan, ada yang percaya siapa yang mendapat banyak apem pada perebutan itu sebagai tanda akan memperoleh rezeki melimpah. Saking percaya hal itu ada yang kaul (nadar) menggelar wayang kulit, atau pertunjukan tradisional yang lain.

Jumat siang, ribuan orang memadati lapangan di dekat Masjid Ageng Jatinom  Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten untuk berebut kue apem yang disebar, yaa qowiyyu yang dirayakan pada setiap hari Jumat bakda sholat Jumat pada pertengahan bulan Sapar ini telah ada sejak jaman sejarah Kyai Ageng Gribig.

Maka, tak heran jika pada puncak acara peringatan yaaqowiyuu ini pengunjung melimpah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Acara tradisi budaya tersebut digelar untuk mengenang jasa Ki Ageng Gribig, tokoh ulama penyebar agama Islam di Jawa, yang menetap dan meninggal di Jatinom.

Pada Kamis siang sebelum apem disebar pada hari jumat, apem disusun dalam dua gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Gunungan apem ini lalu akan diarak dari Kantor Kecamatan Jatinom menuju Masjid Ageng  Jatinom yang sebelumnya telah mampir terlebih dahulu ke Masjid Alit Jatinom. Arak-arakan ini diikuti oleh pejabat-pejabat kecamatan, kabupaten, Pemerintah Daerah Kabupaten, Bupati (atau yang mewakili), Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) dari Klaten. Arak-arakan jalan kaki ini juga dimeriahkan oleh marching band, reog, seni bela diri dan Mas Mbak Klaten yang terpilih.
Setelah kedua gunungan apem sampai di Masjid Ageng Jatinom maka gunungan apem tersebut dimalamkan di dalam Masjid untuk diberi doa-doa. Pada hari Jumat setelah sholat Jumat, apem tersebut disebar oleh Panitia bersama dengan ribuan apem sumbangan dari warga setempat. 

Banyak orang berpendapat bahwa apem yang ada di gunungan dan telah dimalamkan di Masjid Ageng itulah apem yang paling “berkhasiat” atau manjur. Menurut banyak warga sebenarnya dari ribuan apem yang disebar apem yang telah dimalamkan di Masjid tersebut adalah apem yang benar-benar punya berkah. Tapi meskipun demikian tidak berarti ribuan apem lain yang disebar tidak membawa berkah, masyarakat percaya bahwa apem-apem yang disebar itu punya berkah. Menurut para sesepuh Jatinom, gunungan apem itu mulai diadakan sejak 1974, bersamaan dengan dipindahnya lokasi sebaran apem dari halaman Masjid Gedhe ke tempat sekarang. Sebelumnya, acara sebaran apem tidak menggunakan gunungan.

Penyusunan gunungan itu juga ada artinya, apem disusun menurun seperti sate 4-2-4-4-3 maksudnya jumlah rakaat dalam shalat Isa, Subuh, Zuhur, Asar, dan Magrib. Di antara susunan itu terdapat kacang panjang, tomat, dan wortel yang melambangkan masyarakat sekitarnya hidup dari pertanian. Di puncak gunungan terdapat mustaka (seperti mustaka masjid) yang di dalamnya berisi ratusan apem.

Ada perbedaan antara gunungan lanang dan wadon. Gunungan wadon lebih pendek dan berbentuk lebih bulat. Gunungan lanang lebih tinggi dan di bawahnya terdapat kepala macan putih dan ular.
Kedua hewan itu adalah kelangenan Ki Ageng Gribig. Macan diibaratkan Kiai Kopek yakni macan putih kesayangan Ki Ageng Gribig, sedangkan ular adalah Nyai Kasur milik Ki Ageng Gribig.

Kota Jatinom penuh sesak adanya beribu-ribu orang yang ada disitu meminta berkah kepada Kyai Ageng Gribig yang dimakamkan di Jatinom itu. Tetapi hendaknya kita selalu sadar bahwa: Mintalah sesuatu itu hanya kepada Allah semata.

Perayaan Yaaqowiyuu di Jatinom, Klaten, banyak dikunjungi puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka berkumpul di lapangan dekat Masjid Besar Jatinom, menunggu acara sebar kue apem yang dilakukan setelah selesai salat Jumat. Sekarang ini, sebanyak 5 ton kue apem yang diperebutkan para pengunjung.

Di lokasi ini terdapat juga peninggalan Kyai Ageng Gribig berupa: Gua Belan, Sendang Suran, Sendang Plampeyan dan Oro oro Tarwiyah. Disamping itu masih ada satu peninggalan yaitu Masjid Alit atau Masjid Tiban. Perlu kiranya ditambahkan disini bahwa sepulangnya Kyai Ageng Gribig dari Mekah tidak hanya membawa apem saja tetapi juga membawa segenggam tanah dari Oro-Oro Arofah dan tanah ini ditanamkan di Oro-Oro Tarwiyah. 

Adapun Oro-Oro ini disebut Tarwiyah karena tanah dari Mekah yang ditanam Kyai Ageng Gribig yang berasal dari Padang Arofah ketika beliau sedang mengumpulkan air untuk bekal untuk bekal wukuf di Arofah pada tanggal 8 bulan Dzulhijah. Dari tanggal 8 Dzulhijah ini dinamakan Yaumul Tarwiyah yang artinya pada tanggal itu para jamaah Haji mengumpulkan air sebanyak banyaknya untuk bekal wukuf di Arofah. 
(Sumber gambar: Suara Merdeka/Merawati Sunantri).

Perayaan Sebaran Apem "Yaqowiyyu" 2012


Upacara Tradisional Sebaran Apem "Yaqowiyyu" Kota Jatinom Berjalan dengan Sukses, Aman dan Lancar.. Dibantu Segenap Aparat Kepolisian dan Tim Gegana Juga Mengamankan Jalannya Perayaan Tersebut.. 


2 Ton Apem Disebar Oleh Pemuda Pemuda dari Jatinom!! Pengunjung sekitar 2.000 orang pun larut dalam perayaan tersebut.. Walaupun Cuaca Mendung tidak mengurangi antusiasme para Perayah "Mengambil Apem" Yang Katanya sich dianggap keramat gituu... 

Upacara Berlangsung Sehabis Sholat Jum'at dimulai Pukul 12.30 WIB disaksikan oleh Bp. Bupati Klaten dan Bp. Camat Jatinom beserta Rombongan.. Dengan 2 Panggung untuk Tempat Menyebarkan Apem tersebut.. Sekitar Pukul 13.15 WIB Acara sudah selesai dan arak-arakan pun memadati jalan lingkar kota jatinom.. 

Sedikit Saran Untuk Bp. Bupati Klaten dan Bp. Camat Jatinom Bagaimana Jika Tahun Depan.. Kota Jatinom dalam Perayaan Tersebut diadakan "CAR FREE DAY" Alias Bebas dari Kendaraan Bermotor.. Supaya Para Penggunjung Lebih Nyaman, Aman dan Santai sama seperti Masa Lampau.. 


Penulis. Dhidhik Iraone

Pembukaan Saparan 2012 Bagian I

Pembukaan Saparan atau Sebaran Apem "Yaqowiyyu" 2012 berjalan dengan tertib, aman, lancar dan damai. sebanyak 500 orang berada di pinggir jalan sepanjang Jalan Raya Jatinom..  Pada Hari Kamis (05/01/2012) Pukul: 16.00. 



Pembukaan Saparan 2012

Dimulai dari Kecamatan Jatinom dan berakhir di Masjid Besar Jatinom, Berbagai macam parade disuguhkan antara lain : 

1. Marching Band
Dari Taman Kanak-Kanak Hingga Sekolah Menengah Kejuruan, berbagai macam gaya, model dan potongan rambut ada... 

2. Reog
Seni Tradisional dari budaya indonesia yang mungkin sering dilupakan oleh anak-anak remaja.. 

3. Ondel-Ondel
Kalau di Betawi biasa digunakan untuk Khitanan, Perkawinan dan Acara Seni

4. Perkumpulan Pemuda dan Anak
Ada juga sekelompok Anak Kecil yang berpakaian dengan gaya PAPUA dan Juga Khas Dari Irian Jaya.. dan Juga seni Rebana dari Desa Tangkilan..

Diawali dengan Mobil dari Kepolisian Sektor Jatinom dilanjutkan dengan Arak-arakan dan juga dikawal sejumlah aparat dari Polres Klaten.. Serta tak lupa Pemotongan Pita oleh Beliau Bapak  " JAKA PURWANTA, S.Sos. MM " selaku Camat Jatinom..  

Semoga Besuk Kemudian Kota Jatinom Termasuk The New 7 Wonder !!!


Penulis. Didik Irawan