688 Anak Balita Di Klaten Kurang Gizi

Klaten – Dari total 91.323 anak balita di Klaten, 688 di antaranya tercatat masih mengalami kekurangan gizi pada tahun 2011 ini. Hal itu disebabkan karena pola asuh yang salah dari orangtua.

Demikian diungkapkan Programer Penanganan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Yayuk Sri Indarti pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 47 di Pendopo Pemkab Klaten, Senin (14/11).

Menurut Yayuk, jumlah 688 anak ini sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2010 lalu yang mencapai 692 anak. “Gizi kurang ini penyebabnya tidak hanya karena balita tersebut berasal dari keluarga miskin. Namun juga disebabkan karena pola asuh yang salah dari orangtua,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak para orangtua yang menurut ekonomi mampu, namun karena tidak memahami bagaimana memberikan makanan yang baik bagi anak maka perkembangan anak tidak sempurna. “Hal ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua yang rendah,” kata Yayuk.

Selain balita kurang gizi, kata Yayuk, juga masih terdapat masyarakat Klaten yang mengalami gizi buruk. Namun jumlahnya cenderung menurun dari tahun ke tahun.

“Jumlah balita yang mengalami gizi buruk pada 2011 memang memiliki kecenderungan menurun dibanding tahun sebelumnya. Karena pada tahun ini balita gizi buruk di Klaten ada 8 anak, sedangkan setahun lalu mencapai 23 anak,” ungkap Yayuk.

Sementara itu, Kepala Dinkes Klaten, Rony Roekmito menambahkan, selain faktor eksternal, penyebab gizi buruk juga dapat disebabkan karena penyakit bawaan yang diderita oleh balita.

Sehingga untuk menangani masalah tersebut yang perlu segera dilakukan adalah mengobati penyakit. “Memang banyak faktor, selain dari orangtua tentu bisa disebabkan karena kondisi bayi yang mengidap penyakit tertentu. Ini yang harus diperhatikan masyarakat, agar lebih waspada terhadap perkembangan anak mereka,” imbuh Ronny.

Untuk mengurangi jumlah anak penderita gizi buruk dan kekurangan gizi, berbagai kegiatan telah dilakukan Dinkes. Diantaranya dengan memberikan program makanan tambahan (PMT), asupan pada bayi, dan menggerakan posyandu di masing-masing wilayah.

Sumber: Timlo.net

Artikel Terkait

0 balasan:

Posting Komentar